Sumsel kesulitan cetak atlet binaraga

Palembang (ANTARA Sumsel) - Provinsi Sumatera Selatan kesulitan mencetak atlet binaraga, karena minimnya minat generasi muda untuk menggeluti olahraga yang fokus pada pembentukan dan keseimbangan otot itu.

"Ratusan pusat kebugaran berkembang di Palembang, bahkan hingga ke kabupaten/kota, namun kenyataannya para generasi muda enggan menjadi atlet," kata pelatih Binaraga Sumsel Junee Wolker di Palembang, Minggu.

Ia mengatakan keengganan itu lantaran mahalnya biaya yang harus dikeluarkan seorang atlet untuk membentuk dan menjaga kondisi otot.

"Atlet binaraga sungguh berbeda dengan cabang olahraga lain karena harus menjaga makanan yang dikonsumsi dan memakan suplemen (vitamin) agar komposisi otot tetap terjaga. Jika hanya berlatih saja tanpa diimbangi asupan maka akan percuma," ujarnya.

Selain mahalnya biaya yang harus dikeluarkan, minimnya kejuaraan tingkat daerah dan provinsi juga menjadi penyebab utama.

Menurutnya, Sumsel terakhir kali menggelar Kejurda pada tahun 2006. "Atlet jadi malas karena dalam satu tahun hanya mengikuti satu atau dua kejuaraan saja, sehingga ujung-ujungnya kembali lagi ke kehidupan semula dan meninggalkan gaya hidup sebagaia atlet bina raga," katanya.

Sementara ini, Sumsel hanya memiliki tiga orang atlet andalan yakni Ferry (kelas 55 kg),Jefri Rico Fransisco (65 kg), dan Iyan (70 kg).

Sebelumnya, Sumatera Selatan meraih perunggu pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) binaraga dan body contest memperebutkan Piala Bupati Boyolali, 16 juni 2013 atas nama Jefri Rico Fransisco (24).

"Pengurus Pengurus Provinsi Persatuan Angkat Besi, Binaraga dan Angkat Berat (PABSI) Sumatera Selatan telah melakukan konsolidasi dan mengupayakan menggelar Kejurda pada tahun ini sebagai upaya menjaring atlet-atlet baru," katanya.

21 Jul, 2013


-
Source: http://sumsel.antaranews.com/berita/276846/sumsel-kesulitan-cetak-atlet-binaraga
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

0 comments: